Senin, 11 Juni 2012

Renungan Bagi Calon Pengantin



"Hingga kematian memisahkan kita" suatu ungkapan yang sering diucapkan oleh
sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Tetapi bagi sebagian pasangan
setelah menikah, ungkapan tersebut berubah menjadi "hingga perceraian
memisahkan kita"
Bagaimana kita dapat membangun suatu pernikahan yang sukses? Terkadang
pasangan lebih memikirkan persiapan pesta pernikahan yang sempurna daripada
rencana kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan itu. Padahal yang
paling utama adalah kelansungan hidup pernikahan itu sendiri karena hidup
pernikahan memiliki kesulitan tersendiri. Ada banyak pasangan mengalami
perpecahan karena tidak menyadari titik rawan pernikahan. Titik rawan itu
biasanya timbul dari komunikasi yang buruk, hal-hal yang berkenaan dengan
jenis kelamin dan rohani yang tidak sehat. Namun kebahagiaan dapat diraih
apabila pernikahan itu memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap
kehidupan, memiliki konsep yang realistis tentang cinta, mampu
mengkomunikasikan perasaan-perasaan, mengerti dan menerima perbedaan jenis
kelamin, mampu mengambil keputusan dan menyelesaikan perselisihan serta
memiliki suatu landasan rohani dan tujuan yang sama. Bagaimana cinta dapat
memperkuat suatu hubungan pernikahan?
Anatomi Cinta
Apakah cinta itu? Cinta tidak mudah dimengerti. Dalam cinta terkandung
kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan
perubahan, pembatasan dan kebebasan. Robert Stenleg, seorang psikologi
dari Yale University telah mengembangkan suatu model segitiga cinta, yaitu
salah satu pandangan yang paling terkemuka yaitu "Cinta bagaikan sebuah
segitiga yang memiliki tiga sisi; gairah, keintiman dan komitmen."
a. GAIRAH. Sebagai sisi pendorong perasaan untuk bercinta. Gairah
bersifat sensual dan seksual, ditandai oleh rangsangan biologis dan suatu
keinginan yang besar akan kasih sayang yang dinyatakan secara fisik.
b. KEINTIMAN. Sebagai sisi emosional. Keintiman merupakan isi kerinduan
hati yang terdalam akan kedekatan dan penerimaan. Apabila dua orang tidak
saling mengenal secara mendalam, mereka tidak dapat menyatu dan
dipersatukan. Sebab timbulnya cinta tergantung kepada kedekatan,
komunikasi dan saling berbagi. Sehingga tanpa keintiman, pasangan akan
tetap merasa sendiri, walaupun mereka sudah hidup dalam satu atap.
c. KOMITMEN. Sebagai sisi Kognitif dan kemauan. Komitmen memandang ke
masa depan yang tidak kelihatan dan berjanji akan berada di sana hingga
akhir hayat. Komitmen menjanjikan kepastian dan menjaga cinta terhadap
pasangan, saat gairah menjadi redup.
Tahap-tahap Cinta
Cinta yang menggairahkan pada awal pernikahan tidak dapat menjamin
langgengnya suatu pernikahan. Tetapi kemampuan untuk menerima sifat cinta
yang berubah-ubah akan membuat pasangan rileks saat menghadapi tekanan yang
menguji daya tahan setiap pasangan.
Pernikahan merupakan sebuah perjalanan atau tahap-tahap cinta yang dapat
diperkirakan sebelumnya. Setiap tahap dibangun di atas tahap yang lain,
kemudian dibawa ke dalam cinta yang utuh.
a. ROMANTIS. Merupakan tahap awal dimana pasangan-pasangan melupakan
individu dan identitas masing-masing dan berusaha saling menyukai satu
dengan lainnya serta menikmati keindahan, kebahagiaan dan rasa memiliki.
b. KEKUATAN PERGUMULAN. Tahap yang penuh dengan ketegangan dimulai dari
munculnya ketidakserasian da perbedaan-perbedaan yang makin nyata.
c. KERJA SAMA. Pasangan-pasangan pada tahap ini menyadari bahwa cinta lah
yang terutama. Bukan melihat luat tetapi melihat ke dalam pada diri
masing-masing pihak dan memilkul tanggung jawab atas masalah-masalah
pribadi mereka.
d. KEBERSAMAAN. Inilah tahap dimana ada rasa saling menyatu dan saling
memiliki sehingga mendatangkan rasa aman.
e. KREATIVITAS BERSAMA. Pada tahap ini irama keintiman tiba pada
pengembangannya. Masing-masing pasangan berkreativitas bersama-sama
mengembangkan suatu jaringan hubungan yang bermakna untuk mendukung
pernikahan dan memperdalam kebahagiaannya.
Membuat Cinta Bertahan Seumur Hidup
Cinta yang abadi tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dipelajari,
dipratekkan dan diasah. Pernikahan yang sukses adalah hasil dari dua orang
yang bekerja sama dan trampil untuk mengembangkan cinta mereka.
Berikut ini ada beberapa petunjuk untuk mengembangkan pernikahan:
a. Memelihara Gairah
Beberapa strategi untuk memelihara gairah :
1. Lakukan sentuhan yang bermakna
2. Rencanakan pengalaman-pengalaman yang saling membahagiakan .
3. Berikan pujian kepada pasangan anda.
b. Memelihara Keintiman
Beberapa hal yang harus diingat untuk memelihara keintiman.
1. Luangkan waktu bersama
2. Dengarkan dengan telinga ke tiga
3. Praktekkan penerimaan tanpa syarat
c. Memelihara Komitmen
Untuk memelihara unsur komitmen yang penting dalam pernikahan, ada
beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai referensi, yaitu :
1. Hargailah tingginya nilai komitmen
2. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan pasangan anda
3. Jadikan komitmen sebagai bagian dari keberadaan anda
Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang baik dibangun atas dasar "siapa kita" baru kemudian "apa
yang kita lakukan". Untuk menikmati komunikasi yang baik dalam pernikahan,
ada tiga sifat pribadi yang harus dimiliki, yaitu kehangatan, ketulusan dan
empaty.
a. KEHANGATAN. Pasangan datang kepada kita dengan sekumpulan kelemahan
dan kekurangan yang tidak dapat diterima, beberapa di antaranya sudah
diketahui dan masih banyak yang belum ketahuan. Abaikanlah kekurang
tersebut demi keindahan yang ada di balik itu. Kunci kehangatan adalah
penerimaan. Daripada hanya menilai dan menuntut, lebih baik kita menerima
perasaan dan tindakan orang yang kita cintai. Kehangatan memperkuat rasa
percaya diri dan menahan dia agar tidak mengubah kepribadiannya dan
berpikir seperti yang kita inginkan.
b. KETULUSAN. Ketulusan diekspresikan bukan dengan kata-kata, tetapi
dalam nada suara dan perilaku non verbal, mata dan sikap tubuh kita.
Seseorang dapat menghujani pasangan dengan cinta tetapi bila tidak ada
ketulusan cinta itu akan hampa.
c. EMPATI. Contoh ilustrasi, "Cara terbaik untuk mencegah agar kita tidak
menginjak kaki pasangan kita adalah dengan meletakkan diri kita di dalam
sepatunya" ilustrasi ini menggambarkan bahwa, Empati adalah melihat dunia
dari pandangan pasangan kita.
Perusak Pernikahan
Jika hendak menumbuhkan kebahagiaan dengan pasangan kita, kita perlu
menghindari racun dalam pernikah sebagai berikut :
a. Mengasihi diri sendiri
b. Mempersalahkan orang lain. Ketidakbahagiaan dapat disebabkan oleh
kebiasaan yang cenderung selalu menyalahkan pasangan (salah satu pasangan
menjadi kambing hitam). Perlu diingat bahwa ketidakbahagiaan tidak pernah
disebabkan oleh satu orang, artinya bukan mencari "siapa yang salah" tetapi
"apa yang salah".
c. Dendam. Bila kita terus memikirkan kekecewaan, sakit hati dan
kemarahan, kemudian mengingat-ingat perlakuan yang tidak adil terhadap diri
kita, akan menambah emosi dan menghancurkan semangat untuk menumbuhkan
kebahagiaan.
Apa yang Perlu Diketahui Setiap Suami Mengenai Istrinya
Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan adalah untuk
dicintai, dimengerti dan dihargai.
a. DICINTAI. Apa yang dapat dilakukan seorang suami untuk menunjukkan
cintanya kepada istrinya ?
Pikirkan ungkapan "Aku Mencintaimu". Bagi beberapa pria merasa tidak perlu
untuk mengucapkan kata tersebut, tetapi bagi seorang istri butuh (ingin
mendengar) ungkapan tersebut dari suaminya.
b. DIMENGERTI. Bagi wanita dimengerti berarti menerima
perasaan-perasaannya, misalnya mendengarkan, memahami dan merepleksikan apa
yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh pasangan.
c. DIHARGAI. Menghargai istri berarti menghargai dan mendukung
keputusan-keputusan dalam memenuhi impiannya. Untuk memulainya, jangan
berusaha untuk mengubah atau memanipulasinya. Tetapi hormati kebutuhan,
keinginan dan nilai-nilai serta haknya. Akibat sikap menghargai ini,
seorang istri aka lebih bersikap santai dan terbuka.
Apa yang Harus Diketahui Istri Mengenai Suaminya
Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan adalah dikagumi,
memiliki otonomi dan menikmati kegiatan bersama.
a. DIKAGUMI. Suami mengukur harga dirinya melalui apa yang sudah dicapai,
besar atau kecil hasil yang dicapai membutuhkan pengakuan dari istrinya.
Pengaguman adalah bahan bakar yang dibutuhkan pria untuk lebih maju karena
memberikan kekuatan. Tetapi perlu diingat, jangan pernah berpura-pura
mengagumi dengan kata-kata pujian. Sebaiknya agar pengaguman istri
benar-benar memiliki nilai, pujian itu harus tulus tercermin dalam perasaan
yang sesungguhnya.
b. PERLU OTONOMI. Sebagian kebutuhan otonomi adalah memberi ruang untuk
suami (kebutuhan untuk menyendiri). Ada istri mengeluh karena suami mereka
tidak segera menceritakan hal-hal yang dialami suaminya apabila sampai di
rumah sepulang dari kantor. Tanpa menyadari suami ingin membaca koran atau
menyiram tanaman atau apapun yang dilakukan lebih dahulu untuk menyegarkan
pikiran mereka sebelum memulai bercakap-cakap.
c. KEGIATAN BERSAMA. Seorang pria membangun keintiman dengan cara yang
berbeda. Ia membina hubungan dengan melakukan pekerjaan secara
bersama-sama. Misalnya bekerja di kebun, melakukan pekerjaan rumah, pergi
nonton bersama istrinya. Suami menjadikan istri sebagai teman. Hal ini
sangat baik apabila istri ikut dalam kegiatan bersama tersebut.
Kesalahan yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri
a. MENGKRITIK. Mengeluh itu baik, mengungkapkan keluhan jenuh lebih
daripada mendendam di dalam hati. Sepintas tampaknya tidak ada perbedaan
antara mengeluh dan mengkritik. Tetapi perbedaannya sangat besar.
Artinya, mengkritik lebih merupakan tindakan yang menyerang kepribadian
seseorang, misalnya menyalahkan dan membuat sebuah serangan pribadi atau
tuduhan. Sementara mengeluh adalah suatu komentar mengenai sesuatu yang
tidak diinginkan. Menerima sebuah kritikan jauh lebih buruk daripada
menerima suatu keluhan.
b. MENGHINA. Penghinaan adalah racun bagi hubungan. Ketika penghinaan
muncul, perasaan positif terhadap pasangan akan lenyap.
c. MEMBELA DIRI.
d. MEMBISU. Membisu seringkali dianggap sebagai usaha agar tidak membuat
persoalan semakin buruk. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa membisu
adalah tindakan yang sangat berpengaruh. Tindakan tersebut menyatakan
suatu penghinaan, sikap dingin dan keangkuhan yang bisa membuat pernikahan
menjadi rapuh.
BERTENGKAR DENGAN BAIK
Tidak adanya konflik (konflik yang wajar) dalam rumah tangga bukanlah tanda
yang baik bagi pernikahan. Pasangan yang menolak menerima konflik sebagai
bagian dari pernikahan akan kehilangan kesempatan untuk secara kreatif
menantang dan ditantang. Jadi konflik adalah wajar dan tidak lagi selalu
menggambarkan suatu krisis, melainkan sebuah kesempatan untuk berkembang.
Bagaimana Cara Bertengkar Dengan Baik ?
a. Jangan lari dari pertengkaran.
b. Pilihlah pertengkaran dengan hati-hati. Apabila hendak marah karena
dalam melaksanakan pekerjaan rumah si pasangan tidak sesuai dengan
keinginan kita, maka pikirkan terlebih dahulu apakah marah itu perlu
dilakukan atau tidak.
c. Terangkan masalah dengan jelas. Ketika merasa suasana memanas,
mintalah pasangan supaya menjelaskan penyebab pertengkaran tersebut
sehingga masing-masing dapat memahami masalahnya.
d. Nyatakan perasaan kita secara langsung. Memberikan tanggapan kepada
apa yang dilakukan pasangan jauh lebih baik daripada tidak memberikan
tanggapan untuk membela diri terhadap hal yang tidak membawa kemajuan.
e. Nilai Intensitas perasaan-perasaan kita. Hal tidak seiman akan
menimbulkan masalah, karena apa yang dianggap penting oleh seseorang
mungkin kelihatan tidak penting bagi pasangan.
f. Berhenti Menghina.
Memelihara Jiwa Pernikahan
Kebutuhan dalam pernikahan bukanlah sekedar kegembiraan, daya tarik dan
kegiatan yang lebih banyak, tetapi jauh dari semua itu pernikahan
membutuhkan kehidupan rohani. Setidaknya disiplin kehidupan rohani akan
membawa teman hidup berjalan dari kehidupan biasa saja menuju ke kedalaman
ibadah, pelayanan dan doa.
a. IBADAH. Ibadah memiliki cara tertentu untuk mengubah suatu hubungan.
Ibadah bersama akan menjadi suatu sarana untuk memelihara jiwa pernikahan.
Pasangan suami istri yang sering melakukan ibadah bersama sepanjang hidup
akhirnya akan memperbesar kemampuan untuk saling mencintai.
b. PELAYANAN. Dengan berbuat baik kepada orang lain secara bersama-sama,
akan membantu menumbuhkan perasaan saling memiliki dan mensyukuri
kebahagiaan yang telah dinikmati secara bersama-sama.

c. DOA. Hal penting dalam berdoa adalah "mengucap syukur". Setiap usaha
yang kita buat untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa bersama akan
memelihara hubungan dan jiwa pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar